Sevilla Hancurkan Barcelona 4-1 di Sánchez-Pizjuán (2025)
Sevilla membuat kejutan besar pada pertandingan LaLiga hari Minggu (5 Oktober 2025) dengan mengalahkan Barcelona 4-1 di depan pendukung mereka sendiri di Stadion Ramón Sánchez-Pizjuán. Kemenangan ini bukan sekadar menang, tetapi mengakhiri rekor tak terkalahkan Barcelona di musim ini dan menunjukkan betapa rapuhnya pertahanan Blaugrana ketika ditekan sejak awal.
Gol Cepat dan Serangan Balik Mematikan Sevilla
Sevilla membuka keunggulan pada menit ke-13 lewat Alexis Sánchez, yang mengeksekusi penalti dengan tenang setelah Isaac Romero dilanggar di dalam kotak penalti dan intervensi VAR memastikan penalti. Gol kedua hadir lewat Isaac Romero pada menit ke-36 setelah sebuah serangan balik yang sempurna, memanfaatkan ruang yang diberikan oleh pertahanan Barca yang terlihat terguncang. Barcelona sempat membalas melalui Marcus Rashford pada masa injury time babak pertama melalui sebuah voli yang indah hasil umpan silang Pedri, namun ini menjadi satu-satunya momen cerah Blaugrana di babak pertama.
Babak Kedua Tak Ada Amnesti: Lewandowski Gagal dari Penalti dan Tujuh Bek Sevilla Tambah Kejaran
Memasuki babak kedua, Barcelona mencoba tampil lebih agresif dan mengejar ketertinggalan. Namun peluang emas mereka lenyap ketika Robert Lewandowski mendapatkan kesempatan dari penalti di menit ke-76 namun gagal mengeksekusinya—membuang peluang penting untuk memperkecil skor. Sevilla tak membiarkan momentum itu terbuang sia-sia; pertahanan mereka tetap solid diiringi serangan dari flank yang menyebar dan taktis. Menjelang akhir, gol dari José Ángel Carmona dan Akor Adams memastikan total pembantaian bagi Barcelona yang benar-benar dikuasai Sevilla.
Analisis: Kekurangan Barca & Pujian untuk Sevilla
Barcelona terlihat sangat lemah dalam pressing tinggi dan transisi pertahanan ke serangan, terutama di babak pertama. Banyak duel kalah dan ruang di antara lini belakang dan lini tengah yang eksploit oleh Sevilla. Hansi Flick kini menghadapi pertanyaan besar tentang pilihan taktis dan kesiapan mental timnya di laga-besar.
Sedangkan Sevilla, di bawah pelatih Matías Almeyda, menunjukkan bahwa meskipun tidak punya anggaran besar seperti rival papan atas, kombinasi strategi yang baik, motivasi tinggi, dan pemain-pemain yang bekerja keras bisa menciptakan momen istimewa. Penampilan dari pemain seperti Romero, Sánchez, Carmona dan Adams mendapat pujian karena mereka mengeksekusi peluang dan memaksimalkan error lawan.
Dampak Klasemen & Harapan ke Depan
Kemenangan ini membawa Sevilla naik ke peringkat ke-4 klasemen sementara LaLiga dengan koleksi 13 poin dari delapan pertandingan. Sementara Barcelona, yang sebelumnya berada di pucuk klasemen, turun ke posisi kedua dengan 19 poin, tertinggal dua poin dari Real Madrid.
Bagi Barcelona, hasil ini menjadi peringatan bahwa musim tidak akan mudah. Cedera pemain kunci seperti Lamine Yamal dan kekosongan di beberapa posisi membuat kedalaman skuad menjadi sorotan. Untuk Sevilla, ini bisa jadi momentum kebangkitan — kemenangan bersejarah yang bisa diingat sebagai titik balik dalam LaLiga mereka musim ini.
Kesimpulan
“Pembantaian” adalah kata yang mungkin tepat menggambarkan malam itu bagi Barcelona — ketika Sevilla tidak hanya menang, tapi “menghancurkan” momentum dan kepercayaan mereka. Kombinasi pressing tinggi, penekanan pertahanan lawan, dan ketajaman di depan gawang membuat Sevilla layak mendapat pujian. Sedangkan Barca harus introspeksi: bukan hanya soal kualitas pemain, tapi soal mentalitas, taktik, dan ketangguhan menghadapi tekanan dalam laga-besar.